Dampak Inflasi terhadap Properti, Masih Untungkah Beli Rumah?

Dampak Inflasi Terhadap Properti

Topik mengenai inflasi tengah meresahkan publik belakangan ini. Bahkan, inflasi menjadi mimpi buruk bagi banyak negara, baik negara berkembang maupun negara maju.

Pada Agustus 2022, Bank Indonesia mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tanah air mencapai 4,96%. Angka yang terbilang tinggi, lantaran sudah mendekati 5%.

Inflasi yang terjadi tidak lepas dari pengaruh harga pangan global dan terganggunya rantai pasok akibat cuaca. Selain itu, tren kenaikan ini dipicu kenaikan harga energi secara global.

Kita boleh saja mengabaikan persoalan itu. Namun, mau tidak mau kehidupan sehari-hari pasti dipengaruhi oleh pergolakan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lantas, ketika inflasi tidak bisa dihindari, apakah aman menginvestasikan dana di sektor properti? Lalu, apa saja langkah-langkah menghadapi dampak inflasi?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, sebaiknya simak terlebih dahulu pengertian dan penyebab inflasi. Semoga informasi berikut bermanfaat untuk mengambil keputusan ya.

Pengertian Inflasi

Pengertian Inflasi

Mengutip penjelasan Bank Indonesia (BI) dalam situs resminya, pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Pihak yang melakukan perhitungan di Indonesia adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Data BPS terhubung dengan data Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) & IHK milik BI.

IHK sendiri dikategorikan menjadi tujuh kelompok pengeluaran, yaitu sebagai berikut.

  • Bahan makanan
  • makanan jadi, minuman dan tembakau
  • perumahan
  • sandang
  • kesehatan
  • pendidikan dan olahraga
  • transportasi dan komunikasi

Data tujuh kelompok pengeluaran tersebut diperoleh melalui Survei Biaya Hidup (SBH). Selain itu, ada pengelompokan berdasarkan disagregasi inflasi, yakni inflasi inti dan non-inti.

Inflasi inti dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental seperti interaksi permintaan dan penawaran, nilai tukar, harga komoditas internasional, inflasi mitra dagang dan lain-lain.

Sementara inflasi non-inti dipengaruhi faktor non-fundamental seperti kejutan dalam kelompok bahan pangan (panen, gangguan alam, perkembangan harga komoditas dan lainnya).

Selain itu, faktor non-fundamental juga termasuk harga yang diatur oleh pemerintah (administered-price) seperti harga bahan bakar minyak bersubsidi, tarif listrik dan sebagainya.

Secara umum penyebab inflasi adalah ada ketidakseimbangan permintaan dan penawaran barang atau jasa, peredaran uang serta biaya produksi. Berikut penjelasan selengkapnya.

Tingginya permintaan pasar, tetapi supply rendah

Secara umum penyebab inflasi ialah ketidakseimbangan permintaan dan penawaran barang dan jasa. Ketika permintaan tinggi, tetapi tidak diimbangi oleh jumlah pasokan barang memadai.

Biaya produksi tinggi

Salah satu penyebab inflasi adalah biaya produksi membengkak! Hal ini bisa terjadi karena bahan baku langka di pasaran, sedangkan permintaan akan barang atau jasa tinggi.

Uang yang beredar jumlahnya besar

Banyaknya peredaran uang di masyarakat juga berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa. Ini karena uang yang beredar tidak seimbang dengan pasokan barang yang stagnan.

Jika inflasi yang terjadi sangat tinggi atau tidak terkendali, maka pendapatan riil masyarakat akan terus turun, begitu juga standar hidup. Supaya tak terjadi, berikut cara menghadapi inflasi.

Cara Menghadapi Inflasi

Cara Menghadapi Inflasi

Apabila melihat keadaan Indonesia saat ini, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi di tanah air sekarang. Mulai dari faktor fundamental sampai non-fundamental.

BI pun membagikan beberapa langkah antisipasi dampak inflasi terhadap kehidupan sehari-hari. Pertama, jangan lakukan panic buying.

Namun, berbelanjalah secara bijaksana berdasarkan pos barang kebutuhan dan keinginan. Kemudian, cobalah memaksimalkan hobi agar bisa mendapatkan pemasukan tambahan.

Lalu, siapkan dana darurat yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dadakan. Terakhir, lakukan investasi dan pilih instrumen yang tepat, misalnya investasi properti.

Lantas, bagaimana dampak inflasi terhadap properti? Amankah menginvestasikan dana di sektor ini? Berikut penjabaran untuk menjawab keresahan Anda.

Dampak Inflasi terhadap Properti

Dampak Inflasi Terhadap Properti 2

Baik, saat ini Anda mungkin berencana untuk membeli tempat tinggal di perumahan Padalarang. Namun, masih ragu lantaran laju inflasi tengah merangkak naik.

Oleh karena itu, Anda pun mencari informasi tentang bagaimana dampak inflasi terhadap properti? Singkatnya, peningkatan inflasi belum terlalu berdampak pada sektor properti.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida. Katanya, sektor properti hanya akan terpengaruh apabila terjadi inflasi berkelanjutan.

Beberapa pihak juga mengatakan hal senada, investasi properti tahan terjangan badai inflasi. Pasalnya, properti khususnya hunian tapak mempunyai pasar dan supply yang terus tumbuh.

Sejumlah developer pun tetap menangkap peluang pasar properti. Contohnya, Belaputera Intiland yang mempersembahkan residensial mewah Kota Baru Parahyangan.

Kendati aman, pembeli harus siap-siap menghadapi penyesuaian suku bunga. Pasalnya, makin tinggi kenaikan inflasi, kemungkinan besar makin tinggi pula kenaikan suku bunga floatingnya.

Hal tersebut akan mempengaruhi kondisi finansial pembeli rumah dengan skema pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Solusinya, investasikan dana untuk properti yang tepat.

Rekomendasi Properti

Rekomendasi Properti

Properti yang tepat adalah properti yang bernilai tinggi seperti Kota Baru Parahyangan. Residensial ini beralamat di Jalan Parahyangan Raya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Rumah di Kota Baru Parahyangan bernilai tinggi lantaran berada di kawasan yang sedang berkembang. Selain itu, lokasinya sangat dekat dengan akses tol dan objek wisata.

Hunian ini hanya 10 menit dari Exit Tol Padalarang dan 30 menit dari Garden Stone Citatah. Di samping itu, developer menyediakan fasilitas berskala kota dalam kawasan hunian.

Penghuni Kota Baru Parahyangan hanya selangkah menuju tempat belanja, masjid, hotel, lapangan golf, tempat makan, danau, bale, rumah sakit dan fasilitas lainnya.

Bahkan residensial ini dilengkapi oleh IKEA Kota Baru Parahyangan, pusat home living favorit masyarakat urban saat ini. Lengkapnya fasilitas tentu memberikan kemudahan bagi penghuni.

Hasilnya, daya tarik Kota Baru Parahyangan makin besar. Ada pun pilihan tipe unitnya yakni Punawanoja (95/120), Anggapati Residence (190/290) dan Anggapati Residence (377/504).

Semuanya hadir dalam Tatar Punawangi, cluster baru di Kota Baru Parahyangan. Seperti yang lainnya, cluster perumahan modern ini menjanjikan return of investment (ROI) tinggi.

Oleh karena itu, Anda tidak akan rugi walaupun suku bunga floating yang harus dibayarkan sangat besar. Pasalnya, harga hunian bakal meningkat berkali lipat dalam jangka panjang.

Related Post

Ternyata Inilah Keuntungan Membeli Hunian di Perumahan Padalarang

Mengenal Belaputra Intiland, Developer di Balik Kota Baru Parahyangan

Menengok Keindahan Cluster Baru di Kota Baru Parahyangan

Cara Baru Belanja di IKEA Kota Baru Parahyangan